E-LEARNING
Kelompok 2: - Bagus Dwi
- David Handoko
- Didik A.W.
- Diego Prima
- Dika Andrian
- Shinta Noor A.
Kelas 4KA31
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Keunggulan
manusia dibanding dengan makhluk lainnya terletak pada kecerdasannya. Dengan
kecerdasan manusia menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia kemudian
diciptakan berbagai macam karya termasuk salah satunya adalah komputer. Dalam
era komputer, peran komputer sangat besar untuk meringankan pekerjaan manusia
karena dapat mengolah data dalam jumlah yang besar dengan tingkat ketelitian
yang tinggi. Penerapan komputer juga dilakukan pada berbagai bidang ilmu
termasuk diantaranya dalam bidang pengajaran. Sebagai salah satu negara yang
yang sedang berkembang, sudah tentu indonesia membutuhkan tenaga pengajar yang
potensial dan propesional dalam mengajar.
E-Learning
adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi
komputer, jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning memungkinkan
pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa
harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas. E-Learning
sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa
diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan Makalah ini menjelaskan
tentang :
1. Definisi e-Learning
2. Manfaat e-Learning Dalam pengajaran
3. Kelebihan dan Kekurangan e-Learning
1.3. Tujuan Makalah
1. Agar pembaca bisa
mengerti pengertian tentang e-Learning dan mengapa perlunya penggunaan
e-Learning
2. Pembaca mengetahui cara belajar secara
online/e-Learning
3. Pembaca mengetahui manfaat e-Learning
4. Pembaca mengetahui kelebihan dan
kekurangan dari pembelajaran secara online/
e-learning
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian E-Learning
E-Learning
adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi
komputer, jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning memungkinkan
pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa
harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas. E-Learning
sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa
diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi
e-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan
lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun
termasuk pola e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar
dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD,
selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat
di mana dia berada.
Ada beberapa pengertian berkaitan
dengan e-Learning sebagai berikut :
a.
Pembelajaran jarak jauh
E-Learning
memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri
kelas. Pembelajar bisa berada di Semarang, sementara “instruktur” dan pelajaran
yang diikuti berada di tempat lain, di kota lain bahkan di negara lain.
Interaksi bisa dijalankan secara on-line dan real-time ataupun secara off-line
atau archieved.
Pembelajar
belajar dari komputer di kantor ataupun di rumah dengan memanfaatkan koneksi
jaringan lokal ataupun jaringan Internet ataupun menggunakan media CD/DVD yang
telah disiapkan. Materi belajar dikelola oleh sebuah pusat penyedia materi di
kampus/universitas, atau perusahaan penyedia content tertentu. Pembelajar bisa
mengatur sendiri waktu belajar, dan tempat dari mana ia mengakses pelajaran.
b.
Pembelajaran dengan perangkat komputer
E-Learning
disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer. Pada umumnya perangkat
dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet ataupun
Intranet lokal. Dengan memiliki komputer yang terkoneksi dengan intranet
ataupun Internet, pembelajar dapat berpartisipasi dalam e-Learning. Jumlah
pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas.
Materi pelajaran dapat diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar
dibandingkan kelas konvensional yang tergantung pada kondisi dari pengajar.
c.
Pembelajaran formal vs. informal
E-Learning bisa
mencakup pembelajaran secara formal maupun informal. E-Learning secara formal,
misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes
yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati
pihak-pihak terkait (pengelola e-Learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran
seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan
pada karyawannya, atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas
dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahan konsultan) yang memang bergerak
di bidang penyediaan jasa e-Learning untuk umum. E-Learning bisa juga dilakukan
secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana
mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang
ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu
pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).
d.
Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli di
bidang masing-masing.
Walaupun
sepertinya e-Learning diberikan hanya melalui perangkat komputer, e-Learning
ternyata disiapkan, ditunjang, dikelola oleh tim yang terdiri dari para ahli di
bidang masing-masing, yaitu:
1. Subject Matter Expert (SME)
atau nara sumber dari pelatihan yang disampaikan
2. Instructional Designer
(ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari SME menjadi materi
e-Learning dengan memasukkan unsur metode pengajaran agar materi menjadi lebih
interaktif, lebih mudah dan lebih menarik untuk dipelajari
3. Graphic Designer (GD),
mengubah materi text menjadi bentuk grafis dengan gambar, warna, dan layout
yang enak dipandang, efektif dan menarik untuk dipelajari
4. Ahli bidang Learning
Management System (LMS). Mengelola sistem di website yang mengatur lalu lintas
interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan siswa lainnya.
Di sini,
pembelajar bisa melihat modul-modul yang ditawarkan, bisa mengambil tugas-tugas
dan test-test yang harus dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi secara maya
dengan instruktur, nara sumber lain, dan pembelajar lain. Melalui LMS ini,
siswa juga bisa melihat nilai tugas dan test serta peringkatnya berdasarkan
nilai (tugas ataupun test) yang diperoleh.
E-Learning tidak
diberikan semata-mata oleh mesin, tetapi seperti juga pembelajaran secara
konvensional di kelas, e-Learning ditunjang oleh para ahli di berbagai bidang
terkait.
E-learning
merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam proses
belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai
sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa ahli mencoba
menguraikan pengertian e-learning menurut versinya masing-masing, diantaranya :
Jaya Kumar C. Koran (2002)
e-learning
sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian
elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran,
interaksi, atau bimbingan.
Dong (dalam Kamarga, 2002)
e-learning
sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer
yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.
Rosenberg (2001)
menekankan bahwa
e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan
serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
Darin E. Hartley [Hartley, 2001]
e-Learning
merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan
ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan
komputer lain.
LearnFrame.Com dalam Glossary of
eLearning Terms [Glossary, 2001]
e-Learning
adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung
belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer
standalone.
E-learning dalam
arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik
(internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal
misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes
yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati
pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran
seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan
pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas
dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang bergerak
dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum.
E-learning bisa
juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya
melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan
perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau
keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).
B. Manfaat Elearning dalam Pengajaran
Ada beberapa manfaat pembelajaran elektronik atau e-learning, di antaranya adalah:
- - Pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and
place flexibility).
- - Bertambahnya Interaksi pembelajaran antara
peserta didik dengan guru atau instruktur (interactivity enhancement).
- - Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas
(global audience).
- - Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi
pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).
Manfaat e-learning juga dapat dilihat dari 2 sudut pandang :
a. Manfaat bagi siswa
Dengan kegiatan
e-Learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi.
Artinya, kita dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan
berulang-ulang. Selain itu kita juga dapat berkomunikasi dengan guru/dosen
setiap saat, misalnya melalui chatting dan email. Mengingat sumber belajar yang
sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses melalui internet,
maka kita dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan
dari mana saja, juga tugas-tugas pekerjaan rumah dapat diserahkan kepada
guru/dosen begitu selesai dikerjakan.
b. Manfaat bagi pengajar
Dengan adanya
kegiatan e-Learning manfaat yang diperoleh guru/dosen antara lain adalah bahwa
guru/dosen/ instruktur akan lebih mudah melakukan pembaruan materi maupun model
pengajaran sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi, juga
dapat dengan efisien mengontrol kegiatan belajar siswanya.
Pengalaman
negara lain dan juga pengalaman distance learning di Indonesia ternyata menunjukkan
sukses yang signifikan, antara lain: (a) mampu meningkatkan pemerataan
pendidikan; (b) mengurangi angka putus sekolah atau putus kuliah atau putus
sekolah; (c) meningkatkan prestasi belajar; (d) meningkatkan kehadiran siswa di
kelas, (e) meningkatkan rasa percaya diri; (f) meningkatkan wawasan (outward
looking); (g) mengatasi kekurangan tenaga pendidikan; serta (h) meningkatkan
efisiensi. (Soekartawi, 2005)
Keuntungan menggunakan e-Learning
diantaranya adalah sebagai berikut:
- Menghemat waktu proses belajar
mengajar
- Mengurangi biaya perjalanan
- Menghemat biaya pendidikan secara
keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku-buku)
- Menjangkau wilayah geografis yang
lebih luas
- Melatih pembelajar lebih mandiri
dalam mendapatkan ilmu pengetahuan
C. Kelebihan dan kekurangan E-Learning
a. Kelebihan dari e-Learning
1. Pembelajar dapat belajar kapan saja dan dimana saja mereka punya akses internet
1. Pembelajar dapat belajar kapan saja dan dimana saja mereka punya akses internet
2. Efisiensi waktu dan biaya perjalanan
3. Pembelajar dapat memilih materi pembelajaran sesuai dengan
level pengetahuan dan interesnya
4. Fleksibilitas untuk bergabung dalam forum
diskusi setiap saat, atau menjumpai teman sekelas dan pengajar secara remote
melalui ruang chatting
5. Mampu memfasilitasi dan menerapkan gaya belajar yang berbeda
melalui beragam aktivitas
6. Pengembangan keterampilan TIK yang mampu mendukung aktivitas lain
pembelajar
7. Keberhasilan menyelesaikan
pembelajaran/perkuliahan online mampu membangun kemampuan belajar mandiri dan
kepercayaan diri pembelajar serta mendorong pembelajar untuk lebih bertanggung
jawab dalam studinya.
b. Kekurangan dari e-Learning
1. Pembelajar
yang tidak termotivasi dan perilaku belajar yang buruk akan
terbelakang/tertinggal dalam pembelajaran
2. Pembelajar dapat merasakan terisolasi
dan bermasalah dalam interaksi sosial
3. Pengajar tidak mungkin selalu dapat
menyediakan waktu pada saat dibutuhkan
4. Koneksi internet yang lambat dan tidak
handal dapat menimbulkan rasa frustasi
5. Beberapa subjek/matakuliah bisa saja
sulit direalisasikan dalam bentuk eLearning
6. Pembelajar harus menyediakan waktu untuk
mempelajari software/aplikasi eLearning sehingga dapat mengganggu beban
belajarnya
7. Pembelajar
yang tidak familiar dengan struktur dan rutin software akan tertinggal dari
temannya sekelas.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
makalah yang telah kami susun, kami
dapatmenarik kesimpulan bahwa e-Learning adalah pembelajaran jarak jauh
(distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer
dan/atau Internet. Dengan Adanya e-learning kita dapat mmelakukan pembelajaran
tanpa tatap muka.
E-learning juga
memberikan banyak manfaat bagi kalangan
pelajar dan instruktur. Manfaat e-learninng dapat di tinjau dari dua sudut,
yaitu dari sudut pandang peserta didik dan sudut pandang guru atau pengajar.
Dengan kegiatan e-Learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar
yang tinggi. Artinya, peserta didik dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap
saat dan berulang-ulang. Peserta didik juga dapat berkomunikasi dengan
instruktur setiap saat. Dengan kondisi yang demikian ini, peserta didik dapat
lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Sedangkan manfaat
dari sudut pandang instruktur sebagai berikut, Dengan adanya kegiatan
e-Learning (Soekartawi, 2002a,b),
beberapa manfaat yang diperoleh instruktur antara lain adalah bahwa instruktur
dapat: (1) lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi
tanggung-jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi,
(2) mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya
karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak, (3) mengontrol kegiatan
belajar peserta didik. Bahkan instruktur juga dapat mengetahui kapan peserta
didiknya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik
dipelajari, serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang, (4) mengecek
apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari
topik tertentu, dan (5) memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan
hasilnya kepada peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar
Leave Comment Here